Selasa, 28 Oktober 2014

Sejarah Berdirinya Monumen Pancasila Sakti

Monumen Pancasila Sakti menjadi pengingat sejarah bahwa berbagai usaha untuk menerapkan ideologi komunis di Indonesia tidak akan pernah berhasil. Hingga saat inipun, sepertinya usaha-usaha untuk megnhadirkan komunis tidak berhenti walaupun mendapat  tantangan dan rintangan. Para kader Partai Komunis Indonesia (PKI saat itu) menghalalkan  berbagai cara baik legal maupun illegal untuk mencapai cita-cita mereka yaitu masyarakat Indonesia yang komunis bahkan mereka tanpa takut menghabisi nyawa manusia. Mereka sudah tidak punya ahti nurani dan tidak menghargai hak asasi manusia.
Cara ilegal dilakukan dengan mengadakan pemberontakan, teror, dan pembunuhan yang menelan banyak korban dan mayoritas adalah saudaru sebangsa sendiri. Cara legalpun dilakukan dengan menguasai Komite Nasional Indonesia (KNI) baik di pusat maupun daerah untuk menguasai Parlemen melalui organisasi politik dan organisasi massa.
Pemberontakan PKI bertujuan menggantikan Dasar Negara Pancasila dengan Komunis yang bertentangan dengan Pancasila. Pemberontakan pertama dilancarkan pada tanggal 18 September 1948 di Madiun. Setelah gagal dalam pemberontakan pertama, PKI kembali melancarkan pemberontakan kedua pada tanggal. l Oktober 1965 yang dikenal dengan nama Gerakan Tiga Puluh September (G.30.S/PKI).
Sebagai langkah pertama mereka menculik dan kemudian membunuh beberapa orang perwira dan pejabat teras TNI-AD yang dianggap sebagai lawan politik. Dalam waktu yang relatif singkat pemberontakan itu berhasil ditumpas oleh ABRI dan rakyat yang Agamis dan Pancasilais. Hal ini membuktikan keampuhan dan Kesaktian Pancasila dalam melawan ideologi yang tidak sesuai dengan Pancasila Dasar Negara.
Dari pemberontakan-pemberontakan PKI 1948 dan 1965 itu, maka kita sepakat bahwa komunis merupakan bahaya yang perlu kita waspadai secara terus menerus terutama pada keadaan seperti saat ini. Bertolak dari kewaspadaan itulah kemudian dibangun Monumen pancasila Sakti dan Museum Pengkhianatan PKI (Komunis) yang menyajikan berbagai kegiatan makar dan pengkhianatan PKI sejak tahun 1945 serta penumpasannya oleh rakvat Indonesia bersama ABRI.
Dengan memvisualisasikan kisah pemberontakan itu, baik berupa relief pada museum maupun dalam bentuk diorama serta melestarikan tempat-tempat yang ada hubungannya dengan pemberontakan, para pengunjung diharapkan dapat mengetahui tragedi yang pernah menimpa bangsa kita yang dilakukan oleh komunis. Dengan Monumen Pancasila Sakti dan Museum pengkhianatan PKI (Komunis) diharapkan kewaspadaan terhadap bahaya komunis lebih meningkat.
Monumen Pancasila Sakti mulai dibangun pada tahun 1967, sedangkan penyelesaian pembangunan dan peresmiannya pada tahun 1972.Tujuan dan hakekat spirituil pembangunan Monumen Pancasila Sakti adalah sebagai berikut :
  1. Untuk mengenang jasa pahlawan yang gugur dalam membela negara, bangsa dan pancasila sampai titik darah penghabisan.
  2. Membina semangat Korsa dikalangan prajurit TNI.
  3. Monumen peringatan bagi perjuangan Nasional.
  4. Cermin perjuangan Bangsa Indonesia kepada dunia internasional.
Selain pembangunan monumen pancasila Sakti, maka untuk mencapai tujuan tersebut setiap tanggal 1 Oktober dijadikan dan ditetapkan serta dilaksanakan Upacara Hari Kesaktian Pancasila atau Mengenang Tragedi Nasional akibat Pengkhianatan terhadap pancasila.
Pahlawan Revolusi adalah gelar yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur dalam tragedi G30S yang terjadi di Jakarta dan Yogyakarta pada tanggal 30 September 1965. Para pahlawan tersebut adalah sebagai berikut:
  •     Jenderal TNI (Anumerta) Achmad Yani
  •     Letjen. (Anumerta) Mas Tirtodarmo Harjono
  •     Letjen. (Anumerta) Siswondo Parman
  •     Letjen. (Anumerta) Suprapto
  •     Mayjen. (Anumerta) Donald Isaac Pandjaitan
  •     Mayjen. (Anumerta) Sutojo Siswomihardjo
  •     Aipda (Anumerta) Karel Satsuit Tubun
  •     Kapten CZI (Anumerta) Pierre Tendean
  •     Kolonel Inf. (Anumerta) Sugiono – wafat di Yogyakarta
  •     Brigjen. (Anumerta) Katamso Darmokusumo – wafat di Yogyakarta
Perlu kita ingat, ideologi komunis sangat tidak cocok untuk Indonesia bahkan negara manapun. Termasuk Uni Sovyet dan Cina terbukti telah merevisi paham komunis yang dulu diagungkannya. Komunis tidak sejalan dengan fitrah nurani manusia. Dengan Pancasila yang dikuatkan dengan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Monumen Pancasila Sakti yang berlokasi di Jl. Monumen Pancasila Sakti Bogor Tengah Jakarta Timur DKI Jakarta mengingatkan generasi sekarang agar jangan meninggalkan agama dan pancasila yang menjadi penyangga bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar